"Segayung Cukup" mendengar kalimat ini saya teringat sebuah Persatuan Bulu tangkis yang menamai kelompoknya dengan PB Segayung Cukup hah..!!! ya segayung cukup.
Sekilas memang seperti tidak bermakna, tapi coba kita fikirkan lebih mendasar dan sedikit campur kegilaan, saya yakin kalimat ini penuh dengan makna dan mengandung filosofi hidup yang tinggi.
'Gayung' sudah tidak asing lagi dalam kosakata bahkan dalam kehidupan keseharian, kita tidak bisa lepas dari alat yang satu ini (kecuali di rumahnya ada shower). Sepertinya kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran gayung, selesai sampai di sini tentang 'gayung'.
Bisa saja 'segayung cukup' akan menjadi jargon salah satu partai politik untuk pemilihan 2014 nanti. 'Segayung Cukup' cukup mudah diingat oleh rakyat dan sangat merakyat. Tapi bukan ini yang akan saya bahas....
Dalam benak saya 'segayung cukup' merupakan kata sakti yang akan merubah kebiasaan buruk kita manusia Indonesia untuk memboros dalam semua bidang, kalau 'segayung cukup' sudah mengakar pada rakyat, para pejabat, para politisi dan manusia Indonesia pada umumnya, saya yakin seyakin-yakinnya tidak akan ada yang namanya pemborosan anggaran, penggelembungan suara, buang-buang--- uang, air, pohon, udara---, dan tentunya tidak ada lagi kata korupsi.
Buat apa saya korupsi kalau 'segayung cukup' [catatan: kecuali manusia maruk], buat apa saya ambil sandal polisi kalau 'segayung cukup', buat apa saya menjilat pengusaha kalau 'segayung cukup', buat apa...?.
Seharusnya 'segayung cukup' menjadi filosofi hidup yang wajib diterapkan di alam Indonesia ini.
Seharusnya 'segayung cukup' tidak hanya nama PB saja, tapi jadi isu penting di negeri ini.
Demikian....
*Segayung cukup hanya berlaku bagi manusia yang merasa segayung cukup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar