Rabu, 18 Januari 2012

Musim Kawin Kontrak

Manusia tidak hanya mengenal musim-musim yang sekarang beredar di pasaran, di Indonesia banyak musim-musim yang baru atau terbarukan. Misalnya saja dulu sempat santer menjadi pembicaraan beberapa awak media yaitu; Musim kawin kontrak (mohon maaf nih kalo ada pihak individu atau institusi yang tersinggung atau merasa terganggu).
Kawin kontrak sempat menjadi trend bagi para pejabat, tidak heran kalau ada seorang ibu yang mengejar-ngejar oknum salah satu kepala pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban atas hak-hak anaknya hasil dari .....tersebut. Memang sudah tidak asing lagi dunia politik erat hubungannnya dengan dunia birahi. Sangat wajar karena mereka setiap hari harus dipusingkan dengan urusan-urusan kenegaraan [apa hubungannya ngurusin negara dengan esek-esek? nanti kita bongkar dikit-dikit di tulisan yang berbeda], saya yakin tidak semuanya pelaku politik seperti itu...?. Tetapi di sini saya tidak akan membahas kawin kontrak yang  itu.

Sepanjang 2012 - 2014 akan terjadi banyak musim, khususnya di belahan dunia bagian Indonesia, mesin politik jauh-jauh hari sudah dipanaskan untuk mendobrak perolehan suara, nah di sini ini banyak musim.
Salahsatunya adalah musim kawin kontrak, musim kawin kontrak atau kawin musiman kontrak sering terjadi ketika tuntutan pemenangan  Pemilu harus terjadi demi kekuasaan [untuk zaman sekarang bisa saja sekte kiri dan kanan berkawin, atau tengah ke kiri, kiri ke kanan; mungkin ini adalah bukti ideologi di Tanah Nusantara sudah mati].
Biasanya untuk menjadi pemenang peserta merelakan perbedaan ideologi yang di anut, yang biru bisa saja kawin kontrak lagi dengan yang kuning, hijau, putih atau mungkin untuk ke depannya yang kuning melepas biru dan kawin kontrak dengan yang merah.

Sepanjang kawin kontrak itu menghasilkan sesuatu yang terbaik untuk rakyat, silahkan saja. Akan tetapi jangan sampai kawin kontrak itu membuat konflik kepentingan dan lalu berujung kepada kesengsaraan rakyat sebagai yang punya kendali, dan ingat rakyat adalah tuan mereka (para pejabat). Mereka (para politisi) hanya sibuk mengurusi kepentingan kelompok dan koleganya saja, rakyat sendiri terbengkalai, setelah suaranya mereka peras untuk pemenangannya.
Sudah jadi pejabat eh malah korup, yang centuri lah, wisma atlit, ah segudang masalah para begundal yang hidupnya dari darah rakyat yang diperas.

Musim kontrak kali ini semoga saja melahirkan kebijakan yang benar-benar pro terhadap kebutuhan dan keinginan rakyat. Saya ijinkan setiap warna kawin kontrak dengan warna apapun, kecuali merah harus tetap berada di luar untuk menjaga tetap lurus (kasian banget yang merah).
Semoga musim kali ini banyak perubahan, hama-hama tikus bisa musnah bukannya bertambah membuat sebuah koloni yang besar, semoga saja para pelaku kawin kontrak bisa membuat formula untuk membawa Indonesia lebih makmur sejahtera bahagia.

Kawin kontrak hanya berlaku 5 tahun saja, bahkan ada di tengah jalan mereka bercerai, tidak tahu apa alasannya, mungkin saja jatah menterinya yang dikurangi atau tidak kebagian proyek, yang pasti kawin kontrak di Indonesia lumrah terjadi. Saya tidak tahu apakah di negara-negara lain hal ini terjadi?.

Kita tanya kawan kita yang berada jauh di luar sana....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar