Rabu, 25 Januari 2012

Ranjau PAKU

Tidak terasa perjalanan menelusuri pojok kota Depok sudah hampir setengahnya terjelajahi, tugas mengumpulkan informasi menjadi terhambat gara-gara ban belakang kena paku. Menghambat tugas negara kalau seperti ini kejadiannya, ada-ada saja manusia model sekarang, masa ranjau paku jadi usaha untuk menghidupi keluarga, ini memang sebuah pilihan yang berat. Ranjau paku bagai permainan para politisi kelas kakap dalam memanfaatkan anggaran negara, konspirasi tingkat tinggi antara oknum elit-elit politik biasa disebut mafia anggaran negara.

Terpaksa berpuluh-puluh kilo meter aku mendorong motor kesayangan ku, melelahkan perjuangan untuk menambal ban, akhirnya tambal ban sederhana datang menghampiri, bagai calo anggaran yang berkeliaran di gedung DPR. Setiap anggaran proyek pembangunan daerah misalnya, atau perombakan gedung fasilitas negara atau apa pun itu, biasanya ada tim sukses khusus yang tugasnya menjebol anggaran negara sesuai keinginan sekelompok orang. Akhirnya paku ukuran 5 cm berhasil mengoyak ban, dua lobang besar menandai kenakalan para penyebar jaringan ranjau paku. Jaringan yang memang sudah rapih, terlatih, licin dan bersemangat, jadi lobi-lobi politik tidak hanya di ruang rapat saja, kebanyakan jaringan ini sering bermain dan berinteraksi dengan wakil rakyat di kafe-kafe atau rumah makan dekat gedung bahkan di dalam gedung kita (rakyat).

"Tambal saja lah bang, untuk ganti ban dalam yang baru anggaran kas negara saya tidak cukup, dan bolongnya jangan di mark-up ya...!". Kadang untuk menutupi kebutuhan biaya pengeluaran dan biaya belanja partai, mark-up atau manipulasi anggaran sering dilakukan oleh beberapa fraksi, untuk korup saja setiap fraksi partai  butuh koalisi loh. sumpah...!.
Setelah beberapa jam menunggu giliran untuk di eksekusi -- karena banyak motor-lainnya untuk nambal ban juga--akhirnya aku bisa melanjutkan perjalanan.
Ah dasar nasib, seratus meter berlalu ban yang baru saja ditambal kembali bocor, terseok-seok aku kembali mendorong motor. Nih bener-bener konspirasi tingkat tinggi, hati-hati para pengguna jalan untuk selalu waspadai ranjau paku, sekali anda terkena, bertubi-tubi aksi yang disiapkan jaringan. Hati-hati anggota dewan yang terhormat, jangan sekali-kali masuk lingkaran setan mafia. Saya jamin anda tidak bisa keluar dan saya jamin anda akan terlibat mendzolimi rakyat.

Salam...

Hanya Cerpen saja, jangan marah, ini tidak setiap tahun terjadi, tapi 24 jam dalam sehari 7 hari dalam seminggu.

Minggu, 22 Januari 2012

The Javu

ngarit, kikiping, ngala suluh, bilatung dulang, ngaliweut, be'das, edun, etekewer, wahon, jojodog, walana, ngigeul, ngarampayak, sabilulungan, rorodaan, dayeuh, hitut, leuweung geledegan, lemahcai, galur, jeung sajabana.

PSSI

Nurdin, regulasi, Djohar, divisi utama, senayan, ngantri, tawuran, turunkan, kalah, garuda, bali, kongres, sanksi, ketua umum, tiket, pengprov, liga super, divisi, klub, prestasi, penyelamat sepakbola, konflik, statuta, pra kongres, KPSI, rekonsiliasi, Kontroversi, liga primer indonesia, komite normalisasi, Indonesia Primer League, Agum Gumelar, ............................................................................................................................................


Hegemoni Manusia

Syukur manusia memiliki sistem reproduksi dan akal sempurna yang membuat mereka  bisa mempertahankan spesiesnya di semesta ini. Manusia akan terus terbarukan dari generasi ke generasi, populasinya akan terus bertambah karena angka kematian biasanya lebih rendah dari pada angka kelahiran, kecuali ada kelaparan massal, perang dan bencana kemanusiaan.
Dengan pengetahuan dan peradaban yang tinggi manusia akan terus menguatkan existensi kehidupannya di semesta ini. Pertanyaannya akankah semuanya ini berakhir? Etnis manusia habis karena ulahnya mereka sendiri?

Mungkin semesta sudah muak dengan kehidupan manusia, muak dengan segala apa yang sudah diperbuatnya, muak dengan kebiasaan lakunya yang merusak. Akankah existensi manusia di semesta ini akan tergantikan oleh jenis makhluk yang lebih ramah dan bersahabat dengan semesta? Mungkin suatu saat Semesta akan menolak kehadiran setiap jenis manusia. Dominasi manusia di semesta terutama di dunia menunjukkan memang manusia tercipta untuk menjadi pemimpin, yang harusnya menyadari bahwa ada sinergi antara manusia dengan semesta yang masing-masingnya saling membutuhkan.

Semesta dicipta memang untuk kehidupan, banyak kearifan yang disediakan untuk manusia manfaatkan sebijak mungkin. Silahkan saja manusia mengeksplorasi kekayaan alam, mengoyak-ngoyak isi perut bumi, mengotori udara, mencemari air, tapi suatu saat alam akan bicara. Stop kekerasan terhadap alam semesta, sayangi mereka karena mereka juga makhluk hidup.

Selesai....

Salam




Kamis, 19 Januari 2012

Revolusi Sendal Jepit

Saya sarankan kepada para pemegang uang banyak dan tertarik menjadi penguasa segera membuat partai  untuk musim pemilihan 2014. "Partai Sendal Jepit", ya inilah nama yang pantas dan sangat saya rekomendasikan, segera bentuk partainya daftarkan dan langsung patenkan nama partai ke Badan Hak Kekayaan Intelektual. Bapak Prabowo dengan revolusi hijaunya, kita revolusi sendal jepit saja, revolusi yang lahir benar-benar dari kehendak pengguna sendal jepit. Para pengguna sendal jepit saya kira akan sangat setuju dengan gagasan pembuatan partai ini.

Partai Sendal Jepit (selanjutnya dibaca PSJ) kalau gagal atau bubar tinggal bentuk lagi partai baru, kalau perolehan suara tidak signifikan, suaranya kita jual saja ke partai besar, lumayanlah untuk  modal buat partai lain lagi, belum lagi dapat subsidi dari pemerintah. Bisnis membuat partai menjadi gaya hidup, setiap menjelang musim pemilu, banyak nama-nama partai yang aneh-aneh, salah satunya PSJ ini. Atau memang bentukan orang-orang partai 'nanggung' untuk memecah suara partai-partai 'besar' saja?.

Sebenarnya saya sedang mencari pengusaha yang kaya raya untuk mendukung pendanaan partai sendal jepit ini. Mumpung sendal jepit masih murah ayo cepetan borong lalu bagikan kepada rakyat untuk sosialisasi politik partai baru. Saya yakin rakyat pasti senang, lalu akan langsung memilih PSJ, kita bangun Indonesia menuju kemakmuran bersama. Mungkin jargon partai ini adalah: "Dengan sendal jepit kita bangun peradaban baru yang bersih dan sederhana".

Ada yang tertarik? semoga tidak....

Salam


Jangkrik Bos...

Lucu kalau melihat dunia politik di Indonesia, mau nyalon jadi calon dari partainya saja harus mengeluarkan banyak modal dan terutama uang, ga partai kiri atau kanan bahkan tengah. Ada yang bahasanya uang akad atau apapun itu, semuanya terjadi di Indonesia. Untuk menjadi calon yang akan di usung partainya sendiri, sang calon harus mengeluarkan uang ber m m, belum lagi untuk biaya kampanye. Ah berat sekali untuk menjadi penguasa, apakah ini sebuah keharusan atau bid'ah dalam dunia perpolitikan di Indonesia?

Ongkos yang sangat mahal yang harus dikeluarkan, sering mendengar calon-calon yang gagal dalam sebuah arena pemilihan stres berat bahkan gila. Wow... fenomena yang menarik untuk kita diskusikan, puluhan atau bahkan ribuan orang rela mengeluarkan uang banyak untuk menjadi penguasa memperebutkan kursi yang terbatas. Ini benar-benar membuat saya heran, apakah memang modal yang begitu besar mereka keluarkan akan tergantikan oleh gaji mereka?

Menjelang hari H pemilihan biasanya ada kebudayaan yang membuat rakyat senang, tapi saya tidak tahu dalam hal ini senangnya rakyat diperbolehkan atau tidak. Masalahnya pagi-pagi buta dengan sunyi senyap rakyat diberikan uang dan dianjurkan untuk memilih salah satu calon penguasa. Kadang adakalanya rakyat yang mengatakan seperti ini "Dikasih uang mah ya diterima saja, masalah memilih mah terserah kita itu rahasia".

Di tempat pemilihan para tim sukses sudah siap menghadang para pemilih dengan mengatakan kode: "Jangkrik Bosss...."

Tulisan ini hanya fiktif belaka terjadi tidak di belahan dunia manapun kecuali di rumah saya.

Poli KLENIK


Akhir-akhir ini jasa konsultasi mistis semangkin ramai, iklan di koran-koran, televisi, internet hampir setiap hari menayangkan jasa-jasa tersebut (hanya sebagian media). Apalagi menjelang pergantian kepemimpinan, biasanya secara terus menerus baik tim sukses ataupun calonnya langsung datang untuk berkonsultasi atau bahkan minta restu.
Untuk sekedar diminta pendapat atau sampai mendukung penuh secara mistis, para dokter-dokter mistis ini siap 100%, bayarannya cukup lumayan besar dan tidak aneh kalau banyak calo yang menawarkan jasa eksentrik ini.

Apakah ada hubungan yang erat antara dunia politik praktis dengan dunia klenik/mistis atau apalah itu?
Yang pasti bagi seseorang yang mau menjadi penguasa musti memiliki legitimasi konstitusional atau pengakuan yang sah dari rakyat, biasanya ditunjukkan oleh perolehan suara terbanyak.
Kalau menjadi penguasa itu hanya mengumpulkan suara rakyat sebanyak-banyaknya, pertanyaannya apakah perlu mendapat restu juga dari yang selain manusia? Dalam etika politik memang ada juga yang mengatakan legitimasi religius, yaitu pengakuan kepemimpinan seseorang di luar pengakuan manusia, kalau legitimasi konstitusional dibuktikan dengan perolehan suara dan lain sebagainya, tapi kalau legitimasi religius dibuktikannya dengan apa? Kalau tidak ada persetujuan dari yang selain manusia tidak ada, apakah yang akan terjadi terhadap situasi pemerintahannya?

Saya pikir ini membutuhkan diskusi yang panjang dan melelahkan, ya karena katanya yang klenik-klenik susah untuk di- ilmiah-kan. Belum ada bukti-bukti yang benar-benar otentik bahwa para calon penguasa menggunakan jasa dokter klenik untuk pemenangannya dan ternyata menang, memang banyak faktor yang menjadikan mereka menang, salah satunya mungkin Poli Klenik, tapi saya benar-benar tidak tahu berapa persen pengaruh mistis dalam dunia politik praktis, sumpah...!

Yuk kita rasional, tapi bolehlah campur klenik....

Salam

Rabu, 18 Januari 2012

Musim Kawin Kontrak

Manusia tidak hanya mengenal musim-musim yang sekarang beredar di pasaran, di Indonesia banyak musim-musim yang baru atau terbarukan. Misalnya saja dulu sempat santer menjadi pembicaraan beberapa awak media yaitu; Musim kawin kontrak (mohon maaf nih kalo ada pihak individu atau institusi yang tersinggung atau merasa terganggu).
Kawin kontrak sempat menjadi trend bagi para pejabat, tidak heran kalau ada seorang ibu yang mengejar-ngejar oknum salah satu kepala pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban atas hak-hak anaknya hasil dari .....tersebut. Memang sudah tidak asing lagi dunia politik erat hubungannnya dengan dunia birahi. Sangat wajar karena mereka setiap hari harus dipusingkan dengan urusan-urusan kenegaraan [apa hubungannya ngurusin negara dengan esek-esek? nanti kita bongkar dikit-dikit di tulisan yang berbeda], saya yakin tidak semuanya pelaku politik seperti itu...?. Tetapi di sini saya tidak akan membahas kawin kontrak yang  itu.

Sepanjang 2012 - 2014 akan terjadi banyak musim, khususnya di belahan dunia bagian Indonesia, mesin politik jauh-jauh hari sudah dipanaskan untuk mendobrak perolehan suara, nah di sini ini banyak musim.
Salahsatunya adalah musim kawin kontrak, musim kawin kontrak atau kawin musiman kontrak sering terjadi ketika tuntutan pemenangan  Pemilu harus terjadi demi kekuasaan [untuk zaman sekarang bisa saja sekte kiri dan kanan berkawin, atau tengah ke kiri, kiri ke kanan; mungkin ini adalah bukti ideologi di Tanah Nusantara sudah mati].
Biasanya untuk menjadi pemenang peserta merelakan perbedaan ideologi yang di anut, yang biru bisa saja kawin kontrak lagi dengan yang kuning, hijau, putih atau mungkin untuk ke depannya yang kuning melepas biru dan kawin kontrak dengan yang merah.

Sepanjang kawin kontrak itu menghasilkan sesuatu yang terbaik untuk rakyat, silahkan saja. Akan tetapi jangan sampai kawin kontrak itu membuat konflik kepentingan dan lalu berujung kepada kesengsaraan rakyat sebagai yang punya kendali, dan ingat rakyat adalah tuan mereka (para pejabat). Mereka (para politisi) hanya sibuk mengurusi kepentingan kelompok dan koleganya saja, rakyat sendiri terbengkalai, setelah suaranya mereka peras untuk pemenangannya.
Sudah jadi pejabat eh malah korup, yang centuri lah, wisma atlit, ah segudang masalah para begundal yang hidupnya dari darah rakyat yang diperas.

Musim kontrak kali ini semoga saja melahirkan kebijakan yang benar-benar pro terhadap kebutuhan dan keinginan rakyat. Saya ijinkan setiap warna kawin kontrak dengan warna apapun, kecuali merah harus tetap berada di luar untuk menjaga tetap lurus (kasian banget yang merah).
Semoga musim kali ini banyak perubahan, hama-hama tikus bisa musnah bukannya bertambah membuat sebuah koloni yang besar, semoga saja para pelaku kawin kontrak bisa membuat formula untuk membawa Indonesia lebih makmur sejahtera bahagia.

Kawin kontrak hanya berlaku 5 tahun saja, bahkan ada di tengah jalan mereka bercerai, tidak tahu apa alasannya, mungkin saja jatah menterinya yang dikurangi atau tidak kebagian proyek, yang pasti kawin kontrak di Indonesia lumrah terjadi. Saya tidak tahu apakah di negara-negara lain hal ini terjadi?.

Kita tanya kawan kita yang berada jauh di luar sana....



Jumat, 13 Januari 2012

Sleketep...!

"Bercandanya ga bagus, dasar sleketep..." ini lah ungkapan yang sering diucapkan oleh Makmur supir pribadinya Pak Tio dalam acara komedi Awas ada Sule. Entah kata itu dari mana asalnya, tapi itu adalah sebuah spontanitas yang kreatif atau hanya latah yang unik. Mungkin sudah banyak beredar kata spontan ini dikalangan masyarakat, sama populernya dengan  'Prikitiwww'-nya yang sering didengungkan seorang banyolis dari daerah Jawa Barat. 

Saya coba bayangkan kalau 'Sleketep' dan atau 'Prikitiwww' beredar dikalangan para politisi pada waktu debat di media atau di ruang sidang. Mungkin rakyat sedikit terhibur dan bisa jadi suasana yang sedang memanas bisa jadi lebih mencair. Suasana politik bisa saja panas, ruang sidang penuh dengan perdebatan panas, daripada kata-kata kotor, caci maki dan bualan, membuat rakyat gerah dan greget dengan laku para elit, alangkah lebih baik digantikan dengan 'sleketep' dan atau 'prikitiwww'.

MA: "Sidang ini saya buka"...tok...tok...tok... (palu diketok diiringi tepuk tangan peserta sidang)
        "Anggota Dewan yang terhormat hari ini kita akan membahas mengenai anggaran keuangan partai politik.
        Silahkan masing-masing Fraksi untuk mengajukan anggaran untuk partainya". (senang sekali pemilik        parpol).

FPG: "Partai kami tidak muluk-muluk cukup 20 T saja untuk musim pemilu 2014, lebih besar lebih baik"

FPD:"Kalau kami cukup 25 T saja, kan termasuk untuk pencitraan juga"

FPG: "Wah ga bisa dong, masa FPD memasukkan anggaran untuk pencitraan juga, itu seharusnya ga masuk     anggaran...!, Pimpinan...!!! kami tidak setuju anggaran  FPD. Dasar....Sleketep".

FPD:"Dari pada situ Prikitiwww, terserah kita dong". [Tamat].


KETIKA WAWANCARA DENGAN MEDIA

si anu: "Partai kami sekarang sedang digoyang oleh para 'sleketep-sleketep dan para 'prikitiw-prikitiw', kami tidak takut kami akan terus berjuang melawan para sleketep dan prikitiw tersebut".

Saya pikir harus ada peraturan hukum bahwa setiap calon politisi harus memiliki sertifikat dari Ikatan Pelawak Indonesia, atau setidaknya surat keterangan bahwa yang bersangkutan memiliki rasa humor yang tinggi dan cerdas, tidak mudah mengeluarkan kata-kata kotor walau sedang berdebat panas. Kalau perlu calon yang sudah jadi dimandikan di sungai malam-malam agar tidak mudah marah (klenik ga sih).

'Sleketep'nya Makmur bisa saja membawa kedamaian bagi umat manusia di dunia khususnya di Indonesia, 'sleketep bagaikan obat penahan marah bagi Makmur ketika sering dijaili oleh Sule. Coba saja perhatikan dengan detail Makmur. Untuk sikap sabarnya silahkan saja anda meniru dari Makmur, selanjutnya terserah mau menilai apa.

Salam 'sleketep'.....














Kamis, 12 Januari 2012

Segayung Cukup Part#2..

Memahami segayung cukup sebenarnya mudah sekali, kita bisa membahasakannya dengan sikap kesederhanaan, bukan jumlah 'gayung'[dipahami sebagai alat] yang kita bicarakan tapi apa dan seberapa banyak yang kita gayung?. Segayung cukup bisa kita terjemahkan ke dalam kalimat yang lebih sederhana yaitu sikap mental manusia atas ketercukupan kebutuhan dan tidak melebih-lebihkannya. Kalau segayung sudah cukup jangan memaksakan bergayung-gayung. Manipulasi anggaran, manipulasi kebutuhan, manipulasi laporan keuangan, pemborosan dana, lihat saja kalau akhir tahun ada beberapa departemen yang sibuk membuat kegiatan yang padahal tidak perlu hanya untuk menutupi penghabisan anggaran.

Kita tengok renovasi gedung DPR yang katanya akan dianggarkan Triliunan Rupiah, Renovasi WC sekian M, Renovasi ruang rapat BANGGAR 20 M ini sudah terjadi. Ongkos politik memang mahal, seorang politisi harus bisa menutupi hutang modal waktu pemenangannya,kalau tidak dengan anggaran negara atau mengemis-ngemis ke pengusaha tajir dengan janji proyek masa depan yang menguntungkan. Untuk pencitraan seorang politikus wajib mengeluarkan uang banyak. Untuk menjadi seorang kepala negara, daerah, anggota dewan dan bahkan kepala desa tidak luput dari uang. Rakyat tidak murni memilih mereka, tapi kekuatan uang menjadikan mereka sebagai pemimpin (bisa dibuktikan, ini ilmiah). Makanya ketika  menjabat, secara membabi buta mencari celah-celah hukum atau proyek-proyek yang bisa menguntungkan dan tentunya tanpa sadar negara dirugikan.

Sudahlah, mungkin lingkungan dan kebudayaannya sudah seperti ini, bisa apa kita, atau kita serahkan saja kepada Tuhan semesta alam.
Nanti kita diskusikan kawan....

Rabu, 11 Januari 2012

Manusia Politik...?

Kita sadar sampai saat ini bahwa kehidupan tidak hanya didominasi oleh manusia saja, bahkan binatang, bintang, bumi, langit, tumbuhan, tanah dan masih banyak lagi, semua adalah kehidupan. Awalnya semuanya adalah satu, bersatu berbarengan menjalani kehidupan ini. Tapi akhir-akhir ini muncul sekat-sekat teritori, suku, bangsa, agama, negara, timur, barat, partai, dunia ke 3, apakah ini sebuah kemunduran?


Kalau kita berkesempatan melihat planet bumi dari kejauhan angkasa, kita pasti tersadar bahwa kita hidup di bumi yang satu, langit yang satu pula. Buat apa harus berkonflik gara-gara perbedaan, padahal kita sama hidup di bumi yang sama.


Kalau manusia berpolitik, apakah selainnya juga? 
Semesta berjalan teratur sesuai hukum alam yang sudah ditetapkan sang Pencipta, manusia seperti itu pula.


Kenapa harus berpolitik, kenapa harus bernegara, kenapa harus ada pemisahan antara barat dan timur,? Karena kita membutuhkan sesuatu untuk menjalani kehidupan. Singa harus memangsa buruannya ketika mereka lapar. 


Ah ini hanya celotehan yang tidak berbobot, selesai....


Salam

Segayung Cukup

"Segayung Cukup" mendengar kalimat ini saya teringat sebuah Persatuan Bulu tangkis yang menamai kelompoknya dengan PB Segayung Cukup hah..!!! ya segayung cukup.

Sekilas memang seperti tidak bermakna, tapi coba kita fikirkan lebih mendasar dan sedikit campur kegilaan, saya yakin kalimat ini penuh dengan makna dan mengandung filosofi hidup yang tinggi.

'Gayung' sudah tidak asing lagi dalam kosakata bahkan dalam kehidupan keseharian, kita tidak bisa lepas dari  alat yang satu ini (kecuali di rumahnya ada shower). Sepertinya kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran gayung, selesai sampai di sini tentang 'gayung'.
Bisa saja 'segayung cukup' akan menjadi jargon salah satu partai politik untuk pemilihan 2014 nanti. 'Segayung Cukup' cukup mudah diingat oleh rakyat dan sangat merakyat. Tapi bukan ini yang akan saya bahas....

Dalam benak saya 'segayung cukup' merupakan kata sakti yang akan merubah kebiasaan buruk kita manusia Indonesia untuk memboros dalam semua bidang, kalau 'segayung cukup' sudah mengakar pada rakyat, para pejabat, para politisi dan manusia Indonesia pada umumnya, saya yakin seyakin-yakinnya tidak akan ada yang namanya pemborosan anggaran, penggelembungan suara, buang-buang--- uang, air, pohon, udara---, dan tentunya tidak ada lagi kata korupsi.
Buat apa saya korupsi kalau 'segayung cukup' [catatan: kecuali manusia maruk], buat apa saya ambil sandal polisi kalau 'segayung cukup', buat apa saya menjilat pengusaha kalau 'segayung cukup', buat apa...?.

Seharusnya 'segayung cukup' menjadi filosofi hidup yang wajib diterapkan di alam Indonesia ini.
Seharusnya 'segayung cukup' tidak hanya nama PB saja, tapi jadi isu penting di negeri ini.

Demikian....
*Segayung cukup hanya berlaku bagi manusia yang merasa segayung cukup